Rabu, 18 Juni 2014

Kandangan, Penilaian Wahana Tata Nugraha (WTN) 2014 memasuki Tahap III, yaitu tinjauan lapangan. Penilaian ini dilakukan selama 2 hari yaitu 17-18 Juni 2014 dan langsung dilakukan oleh Tim Gabungan, yang terdiri dari 4 orang dari Kementerian Perhubungan, 2 orang dari Dishubkominfo Kal Sel dan 1 orang dari Akademisi, Universitas Lambung Mangkurat.

WTN merupakan   penghargaan yang diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penghargaan ini diberikan setiap tahun. Tahun 2014 ini Kabupaten Hulu Sungai Selatan kembali mengikuti Penilaian Penghargaan Wahana Tata Nugraha  (WTN) Tingkat Nasional. 

Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. aspek penataan transportasi yang berkelanjutan, dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya. Secara rinci ada 8 aspek yang menjadi point penilaian yaitu ; Perencanaan,  Pendanaan (Alokasi Dana untuk Transportasi), Kelembagaan dan Peraturan Perundang Undangan, Sumber Daya Manusia, Angkutan,  Prasarana Transportasi, Lalu Lintas dan Lingkungan.

Setelah dilaksanakan peninjauan ke lapangan maka dilasksanakan Ekspose Hasil Penilaian. Ekspose ini dilaksanakan pada Rabu (18/6) di Aula Kantor Dishubkominfo Kab. HSS dengan menghadirkan Tim Penilai dan para undangan dari SKPD dan Instansi terkait seperti Kepolisian, Satpol PP, Dinas PU, Dinas LH Tata Kota dan Perdesaan, DPPKAD, Bagian Hukum, Ekobang dll. Pada kesempatan ini pula  Ir. JE. WAHJUNINGRUM, MSTr selaku Ketua Tim Penilai mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten HSS dalam membangun Transportasi. "InsyaAllah sesuai rencana kami, 17 September nanti akan dimumkan peraih WTN Tahun 2014 ini" lanjutnya.

 
Kandangan, Dalam rangka untuk meningkatkan koordinasi antar lembaga dan terciptanya disiplin berlalu lintas, keamanan, ketertiban, kelancaran, keselamatan serta kenyamanan bagi pengguna jalan, perlu dilakukan perencanaan, pemantauan, pengendalian dan pengaturan secara terpadu maka dibentuklah Forum Koordinasi Pengendalian dan Pengaturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,  Forum ini terbentuk pada akhir Tahun 2011 dan terakhir ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Nomor 146 Tahun 2014

Forum Koordinasi Pengendalian dan Pengaturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ini  mempunyai tugas :
  1. Melaksanakan koordinasi secara terpadu berkelanjutan dengan Dinas/Instansi/Badan dan masyarakat terkait dalam rangka pelaksanaan pengendalian dan pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan;
  2. Mengadakan pendataan, pembinaan dan evaluasi penanganan secara profesional sesuai tupoksi terhadap masalah yang timbul berkaitan dengan upaya mewujudkan tertib lalu lintas;
  3. Menyampaikan laporan secara rutin mengenai hasil kajian kegiatan sebagaimana dimaksud dalam point 1 dan 2 kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah
Dalam mengemban tugasnya Forum ini melakukan pertemuan secara rutin, dengan harapan bisa terjadi akselerasi dalam Pengendalian dan Pengaturan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dishubkominfo HSS berkomitmen untuk terus mengoptimalkan kinerja Forum. Forum ini langsung diketuai oleh Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, dan dibantu oleh Kasat Lantas Polres HSS, Kepala Bidang  Lalu Lintas Darat dan Rambu Dishubkominfo, Komandan Sub Detasemen Polisi Militer, Kepala Bappeda, Kepala Dinas LH, Tata Kota dan Pedesaan, Kepala Dinas Pembangunan Umum, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah, Kabid Angkutan Darat dan Terminal Dishubkominfo, Kasi Lalu Lintas  dan Opsdal Dishubkominfo, Kasi Prasarana dan Perambuan Dishubkominfo, Kaur Lantas Polres Kab HSS dan Staf Lalu Lintas dan Opsdal Dishubkominfo.

Minggu, 15 Juni 2014


Kandangan - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada Bulan Maret 2014 sampai Mei 2014 melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Blog ke beberapa Sekolah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dalam acara di sekolah tersebut Siswa dilatih untuk membuat blog dan menciptakan informasi di internet. Itulah sebenarnya yang harus dilakukan dalam sekolah-sekolah kita. Blog adalah media yang sangat mudah dan murah digunakan bahkan ada yang gratis. Untuk dapat menciptakan informasi, siswa harus terlebih dahulu dilatih untuk memiliki kreativitas dalam menulis. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa diharapkan dapat mengekspresikan diri, melakukan sosialisasi, promosi dan berbagi kepada sesama. Semua itu dapat terjadi bila siswa memiliki minat yang kuat dalam mengelola blog yang ter-update dengan baik. 
Blog telah menjadi trend perkembangan TIK berbasis internet saat ini untuk memberikan berbagai Informasi. Bahkan blog sudah banyak diperlombakan oleh berbagai lembaga (baik pemerintah maupun swasta) . Setelah pelatihan blog ini nanti akan diadakan lomba blog di Hulu Sungai Selatan . Jadikan blog sebagai media Informasi. Dengan adanya lomba blog diharapkan memberikan sebuah proses pembelajaran yang mengundang siswa untuk aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan semangat menyenangkan dalam menciptakan sebuah Informasi. Sehingga tidak banyak blog siswa yang sudah dibuat tidak ter-update (terisi tulisan baru) dengan baik, bahkan isinya banyak yang kosong sehingga hanya menjadi sampah-sampah informasi.


INTERNET SEHAT DAN AMAN
BENTUK GENERASI CERDAS DAN PRODUKTIF

Internet Sehat dan Aman (INSAN) merupakan program nasional yang dimotori oleh TIM Sosialisasi INSAN Kementerian Komunikasi dan Informatika yang ditujukan untuk mensosialisasikan penggunaan internet secara sehat dan aman ke berbagai kalangan, sehingga internet dapat memberikan manfaat dan nilai tambah bagi masyarakat.
Internet Sehat dan Aman ini menjadi salah satu agenda penting mengingat pertumbuhan internet di Indonesia yang sangat pesat dan telah menjadi gaya hidup bagi sebagian besar penduduk Indonesia di kota-kota besar dan telah menyebar ke berbagai pelosok tanah air. Maraknya kejahatan di dunia maya seperti penyebaran virus, berita bohong, kekerasan online, penipuan, pencurian data, penyebaran foto/video pribadi dan lainnya merupakan bukti nyata bahwa pengguna internet harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang bahaya dan antisipasinya agar tidak menjadi korban kejahatan di dunia maya. Untuk itu Kementerian Komunikasi dan Informatika  melakukan kegiatan roadshow guna  memberikan pemahaman mengenai INSAN kepada kalangan pelajar.

Senin, 28 Oktober 2013



Kandangan - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada Selasa, 29 Oktober 2013 melaksanakan Pelatihan Pengelolaan Blog di Lingkup Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang bertempat di Gedung Kesenian, Kandangan. Acara ini langsung dibuka oleh Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan, H. Ardiansyah, S.Hut.
Dalam sambutannya Wakil Bupati menyampaikan bahwa sangat penting bagi aparatur pemerintah untuk dapat memamfaatkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) yang ada demi menunjang pelayanan publik yang efektif dan efesien. Apalagi perkembangan dunia TIK sangatlah cepat perkembangannya apalagi dunia internet, maka sangat dibutuhkan aparatur yang peka dan selalu up date dengan teknologi, dan jangan "Jadul".

Acara ini diisi oleh Pemateri dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Provinsi Kalimantan Selatan dan Relawan TIK Kal Sel. Acara ini diikuti sekitar 100 peserta yang merupakan 2 perwakilan dari Dinas, Badan, Kantor, Bagian Setda, Kecamatan, dan Kelurahan Se-Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Diharapkan dari acara ini bisa ada pemahaman bahwa sangat penting untuk mengoptimalkan peluang optimalisasi TIK dalam pelayanan publik, lebih khusus dengan adanya Blog. Sehingga  Dinas, Badan, Kantor, Bagian Setda, Kecamatan, dan Kelurahan dapat menggunakan fasilitas ini sebagai sarana komunikasi dan pemberian informasi serta pelayanan di masyarakat secara on line.
Acara yang berlangsung dari pagi sampai siang ini merupakan langkah awal dalam menjalin kerjasama dan komunikasi dengan seluruh Dinas, Badan, Kantor, Bagian Setda, Kecamatan, dan Kelurahan serta masyarakat demi menuju masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang informatif



Senin, 05 November 2012

Wisata, Budaya dan Kuliner

WISATA ALAM HULU SUNGAI SELATAN

1. AIR TERJUN HARATAI
Kawasan Air Terjun Haratai terletak di Desa Haratai Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.  Lokasi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan roda 2 (dua) atau berjalan kaki, melewati hutan bambu, kebun karet dan kayu manis, sehingga menawarkan keindahan dan nilai petualangan yang tinggi.
Air terjun Haratai merupakan air terjun bertingkat 3 (tiga) dengan ketinggian masing – masing sekitar 15 meter.  Curah air yang deras ditampung ke dalam sebuah telaga kemudian dialirkan melalui sebuah sungai kecil berbatu – batu besar ke aliran Sungai Amandit.
Pada telaga itulah para wisatawan mandi dan berenang atau sekedar duduk – duduk santai seraya bercengkerama di atas batu – batu besar di tengah sungai.  Ditempat ini tersedia fasilitas berupa tempat ganti pakaian, gazebo.

2. AIR TERJUN KILAT API
Air Terjun Kilat Api terletak di Desa Hulu Banyu 32 km dari Kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan.  Ditempat ini menawarkan suasana kesejukan dan kenyamanan apalagi kalau berwisata ke tempat ini bersama keluarga, lapangan yang luas ditumbuhi hutan bambu dan pepohonan besar, dibawah rindangnya dedaunan anda dan keluarga bisa membangun tenda tempat memasak, untuk makan – makan sambil bercengkerama bersama keluarga, air sungai yang jernih mengalir mengundang selera untuk segera menceburkan diri bermandi ria sekedar untuk menyegarkan badan.
Suasana liburan andapun akan terasa akan lebih terpuasi apabila anda bermalam di tempat ini, dengan membangun kemah secukupnya maka suasana alam yang indah dibalut dengan rimbunnya hutan akan memberikan pengalaman baru yang tidak anda temui di tempat lain.
Tersedia beberapa fasilitas yaitu tempat ganti pakaian, gazebo dan kolam pemandian.

3. AIR PANAS DAN COTTAGE TANUHI
Air Panas Tanuhi terletak di Desa Tanuhi Kecamatan Loksado kurang lebih 32 km dari Kandangan Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 (dua) maupun roda 4 (empat).
Obyek wisata Air Panas Tanuhi dilengkapi dengan 10 buah cottage dengan 20 buah kamar tidur, 2 buah kolam renang, 1 buah kolam perendaman air panas, aula dengan kapasitas 75 orang, sarana olah raga berupa lapangan tenis, 2 buah gazebo untuk berteduh sambil santai, sarana bermain untuk anak – anak, mushalla, cafetaria dan kamar ganti pakaian untuk umum.
Berwisata ke Air Panas Tanuhi akan terasa tidak lengkap apabila anda tidak mengajak seluruh keluarga, karena bermalam di tempat ini lebih dari sekedar berlibur namun anda dan keluarga akan mendapatkan kenangan tersendiri yang tidak akan anda temui di tempat lain, sebab ketika anda berada di sini anda dapat menikmati panorama alam pegunungan yang sejuk sekaligus merasakan hangatnya air panas bumi Tanuhi yang alami ketika terasa penat.  Berendam di kolam air panas Tanuhi merupakan pilihan tepat untuk menghilangkan penat / stres akibat rutinitas kerja dan mengembalikan kebugaran tubuh.  Perasaan teduh dan damai, pikiran yang jernih serta hati yang sejuk senantiasa akan anda temukan ketika anda berada di tempat ini.

4. BALANTING PARING (BAMBOO RAFTING)
ARUNG JERAM DENGAN RAKIT BAMBU
Bamboo Rafting (balanting paring) merupakan puncak dari serangkaian berwisata alam di Loksado.  Pada awalnya lanting paring ini merupakan alat transportasi yang digunakan untuk mendistribusikan hasil bumi mereka ke Kota Kandangan melalui Sungai Amandit yang berliku – liku.
Lanting yang dibentuk artistik ini mampu mengarungi jeram yang bercadas dan berarus deras.  Karena keunikannya, maka memancing para wisatawan untuk merasakan sensasi petualangan mengarungi Sungai Amandit dengan lanting paring ini.  Bercengkerama dengan riam dan jeram berarus deras seraya berhanyut di atas rakit bambu sambil menikmati panorama alam yang indah sepanjang pinggiran sungai yang eksotis akan memberikan kesan tersendiri.  Petualangan mengarungi Sungai Amandit dengan rakit bambu ini didampingi oleh pemandu lanting yang terlatih sehingga wisatawan bisa dengan leluasa menikmati serunya petualangan ini.
Ada 2 (dua) trip yang ditawarkan, pertama short trip yaitu pengarungan pendek dengan jarak tempuh kurang lebih 3 (tiga) jam, pengarungan dimulai dari Dermaga Pasar Loksado sampai ke Muara Tanuhi, kedua long trip yaitu pengarungan yang memakan waktu kurang lebih 2 (dua) hari diawali dari Loksado dan diakhiri di Kandangan

WISATA ALAM ALTERNATIF DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
5. GOA MANDALA DI KECAMATAN TELAGA LANGSAT
6. KERBAU RAWA DI NEGARA
7. PETUALANGAN MENJELAJAH DANAU MENUJU KALANG KERBAU DISELINGI AKTIFITAS MEMANCING IKAN BAGI PANCING MANIA


WISATA BUDAYA HULU SUNGAI SELATAN

ARUH ADAT MASYARAKAT DAYAK MERATUS
Aruh adalah salah satu upacara ritual yang mengiringi kebudayaan huma dari Suku Dayak Meratus yang mendiami kaki hunjuran Pegunungan Meratus di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Penduduk Loksado di dominasi oleh etnik Dayak yang sebagian besar menganut kepercayaan Kaharingan.  Sebagian besar dari mereka masih tinggal di dalam rumah besar yang disebut Balai.
Aruh dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur mereka atas hasil panen yang dilimpahkan oleh Yang Maha Kuasa kepada seluruh warga.  Ditiap Balai pada waktu yang bervariasi dilaksanakan upacara ritual pasca panen yang dinamakan Aruh Ganal Bawanang, yaitu sebuah ritual yang dilaksanakan di dalam balai.  Lama Aruh Ganal atau pesta besar itu antara 3 sampai 7 hari, tergantung dari perolehan hasil pertanian mereka.
Saat malam berbulan setengah bayang, bunyi gamelan bertalu – talu, berpadu dengan lengkingan serunai bambu, lalu muncul dengung rapalan mantera para balian (dukun), penghubung antara alam nyata dengan alam supra natura yang seakan berebut menjangkau nada – nada tinggi.  Suara – suara itu seperti berasal dari dunia lain, menyusur malam, mengalir dan terhempas dari jeram khayali yang entah dimana.
Balai akan ramai, lantai bambu berderak – derak oleh hentakan kaki para penari.  Perempuan – perempuan balai akan meliuk gemulai dalam Tari Bangsai, sementara para lelakinya meliuk – liuk seperti elang terbang lewat Tari Kanjar.  Mereka bergerak memutari lalaya, sebutan untuk sntrum upacara berhias janur – janur pucuk enau.
Saat malam rebah tiang, bunyi gemerincing Galang Hiyang (gelang khusus terbuat dari perunggu) di tangan para balian semakin nyaring bergemerincing.  Sambil menari – nari para balian itu menggotong binatang korban untuk disembelih pada upacara Badulang Darah, sebagai puncak upacara penunai hajat kepada Yang Maha Kuasa dalam kepercayaan Dayak Meratus.


OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA RELIGI
HULU SUNGAI SELATAN

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pernik budaya yang dicuatkan oleh Agama Islam tumbuh dan terpelihara dengan baik, banyak upacara daur ulang kehidupan yang merupakan warisan budaya sebagai daya tarik wisata religius.  Pada saat – saat tertentu masih dilaksanakan kegiatan budaya seperti menyanggar Danau Bangkau, Badua Salamat Mahanyari Banih, Batumbang, Maayun Anak, Bamandi-Mandi, Bamulud (Maulid Nabi SAW), Bagarakan Sahur, Malam Takbiran, Halal Bi Halal, dll.
Maraknya Majelis Ta’lim yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menjadi magnet wisata religi yang mampu mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah di luar Kabupaten Hulu Sungai Selatan, bahkan di luar Kalimantan Selatan.
Mesjid Su’ada atau Mesjid Baangkat merupakan mesjid peninggalan para ulama yang sangat berjasa menegakkan kalimat tauhid membentuk manusia yang beriman dan berakhlak mulia di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Bangunan mesjid ini berdiri di atas tongkat kayu ulin (kayu besi) menjulang tinggi, bertingkat 3 (tiga) dengan bentuk induk persegi empat mempunyai loteng penutup gawang / puncak petaka, dihiasi dengan cabang – cabang yang berbunga dan berbuah, megah berkilauan, memberi makna kesempurnaan ma’arif.  Mesjid ini menjadi kebanggaan masyarakat dan dijadikan lambang daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat banyak makam para ulama penyebar Agama Islam, antara lain Makam Datu Akhmad (Al Allamah Syekh H. Akhmad) di Desa Balimau Kecamatan Kalumpang, Makam Al Allamah Syekh H. Sa’duddin (H. M. Thayib) di Desa Taniran Kecamatan Angkinang.
Para ulama tersebut menyebarkan dan mendakwahkan serta mengajarkan berbagai bidang ilmu ke Islaman secara ikhlas, tanpa pamrih, semata – mata menjunjung tinggi perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW dengan mengharap maghfirah dan ridha Allah SWT, makam – makam para ulama tersebut menjadi daya tarik wisata bagi kamum muslimin dan muslimat untuk melaksanakan lawatan (ziarah) Wisata Religi ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan.


KULINER HULU SUNGAI SELATAN
1. KUE DODOL KANDANGAN
Dodol merupakan kue khas Kandangan yang terbuat dari beras ketan, gula merah dan santan kelapa.  Diolah dengan peralatan tradisional yang turun temurun, merupakan makanan souvenir bagi wisatawan Nusantara maupun Manca Negara.
Bila anda berwisata ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan, maka jangan lupa untuk mencicipi kue khas ini.  Hampir di sepanjang pinggiran jalan di Kandangan dapat ditemukan penjualan kue ini.

2. KETUPAT KANDANGAN
Ketupat Kandangan, merupakan menu khas yang menjadi sangat akrab dengan masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya.
Apalagi di Kotan asalnya Kandangan, panganan ini sangat terkenal selain dodol, banyak warung makan di Kandangan yang menyediakan makanan khas ini.
Menu khas ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan ketupat pada umumnya.  Kalau di daerah lain menemukan ketupat hanya pada saat – saat tertentu, tidak demikian dengan di Kandangan, setiap saat anda akan menemukan yang namanya ketupat.

3. MANISAN TOMAT
Manisan tomat terbuat dari tomat yang sudah masak diawetkan dan diberi gula.  Makanan ini banyak didapati di kedai – kedai dipinggir jalan di Kota Kandangan.

4. KERUPUK SINGKONG
Kerupuk Singkong terbuat dari bahan singkong yang dihaluskan dicampur dengan bumbu khusus, sehingga menimbulkan cita rasa yang gurih dan nikmat


TANAMAN HIAS HULU SUNGAI SELATAN
Salah satu tanaman hias yang khas di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah aneka macam jenis Anggrek.  Tanaman anggrek yang merupakan family Orchidacaeae adalah family terbesar dari tanaman berbunga yang meliputin800 genus dan 20.000 spisies, diantaranya terdapat 2.200 – 3.000 jenis anggrek di hutan Kalimantan.
Beberapa anggrek khas Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang reputasinya sudah dikenal Dunia Internasional antara lain adalah Phalaenopsis, Cornucervi, Gramatophyllum Speciosum atau “Anggrek Macan”, dan lainnya.
Selain anggrek – anggrek tersebut terdapat di hutan, saat ini di Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga dikembangkan penangkaran anggrek oleh masyarakat setempat, baik perorangan maupun secara kelompok, sehingga kelestarian anggrek di habitat aslinya tetap terjaga.


EVENT TAHUNAN HULU SUNGAI SELATAN
1. LOMBA TAPAK TILAS
Lomba ini dilaksanakan setiap tahun dalam rangkaian memperingati Hari Ulang Tahun Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan.
Peserta merupakan tim terdiri dari putra / putri atau campuran antara 3 sampai 7 orang.  Lomba ini diselenggarakan pada tanggal 17 Mei setiap tahun

2. LOMBA NANAG DAN GALUH BANJAR
Lomba Nanag dan Galuh Banjar diselenggarakan pada Bulan Juni setiap tahun.  Lomba ini dimaksudkan untuk menggali kemampuan para peserta dalam penguasaannya terhadap budaya dan seni serta produk dan potensi wisata daerah untuk selanjutnya dijadikan Duta Wisata untuk mempromosikan Potensi Budaya dan Wisata daerahnya.  Lomba ini diikuti oleh para Pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat Umum.

3. LOMBA DAYUNG PERAHU NAGA
Event ini diselenggarakan di Kecamatan Daha Selatan setelah selesai Upacara HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus setiap tahun.

4. LOMBA BALANTING PARING (BAMBOO RAFTING)
Lomba Balanting Paring dilaksanakan dalam rangkaian memperingati Hari Jadi Kabupaten Hulu Sungai Selatan.  Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari antara tanggal 7 s/d 10 Desember setiap tahun.
Start dilakukan di dermaga lanting Kecamatan Loksado, menyusuri Sungai Amandit menuju Kandangan.  Sebelum mencapai finish biasanya peserta bermalam (istirahat) di Desa Pagar Haur Kecamatan Padang Batung, pagi harinya meneruskan perjalanan menuju finish di Kandangan.

5. MALAM TAKBIRAN
Pada malam 1 Syawal malam pertama Hari Raya Idul Fitri acara ini digelar, gema takbir dan tahmid diiringi bunyi beduk membahana.  Para kafilah bergerak menyusuri Kota Kandangan sambil melantunkan asma Allah SWT.

6. BAGARAKAN SAHUR
Kegiatan ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada setiap malam di Bulan Ramadhan.  Arak – arakan yang diiringi dengan musik dan kesenian tradisional ditampilkan menyemarakkan kegiatan ini.  Bagarakan Sahur jadi magnet bagi masyarakat yang berada diperantauan untuk mudik pulang kampung.  Khusus pada malam 21 Ramadhan acara ini dilombakan


KESENIAN TRADISIONAL HULU SUNGAI SELATAN

Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan daerah yang banyak menyimpan keragaman kesenian tradisional.  Berbagai ragam seni tumbuh di daerah ini, baik seni peran, seni tutur, seni lukis, seni tari, seni musik berkembang di daerah ini, bahkan ada yang menyebar ke daerah lainnya di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kesenian tradisional tersebut, yaitu :
  1. MAMANDA
  2. WAYANG GONG
  3. BAPAPANTULAN
  4. WAYANG KULIT
  5. MADIHIN
  6. TARI TRADISIONAL
  7. MUSIK PANTING
  8. LAMUT
  9. Dan lain – lain


KOMODITI HULU SUNGAI SELATAN

1. KAYU MANIS
Kayu Manis adalah sebutan untuk tumbuhan yang menghasilkan kulit kayu yang terasa manis.  Kulit Kayu Manis ini biasanya digunakan untuk bumbu dapur, selain itu bisa juga digunakan untuk penyedap seduhan kopi.  Kayu manis sudah layak dipanen ketika sudah berumur 10 tahun dengan ketebalan kulitnya mencapai sekitar 1 – 1,5 sm.
Ada 2 (dua) cara memanen kayu manis, pertama pohonnya ditebang kemudian dipotong – potong sekitar 50 cm kemudian dikuliti dan yang kedua dengan cara menguliti pada pohon yang masih tumbuh kemudian kulit kayu manis tersebut di jemur pada terik matahari.  Tumbuhan kayu manis banyak didapati di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2. ANYAMAN
Industri kecil masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Selatan cukup banyak yang menggunakan bahan dari rotan, karena bahan baku yang cukup melimpah dan tersedianya potensi SDM yang cukup terampil untuk mengolah rotan.  Banyak kerajinan yang dihasilkan dengan bahan rotan ini, antara lain tikar, tas, dan lain – lain.

3. GERABAH
Di Desa Bayanan Kecamatan Daha Selatan, tidak jauh dari Pasar Negara Kabupaten Hulu Sungai Selatan, wisatawan dapat menyaksikan pembuatan gerabah atau mencoba untuk membuatnya dengan alat yang sangat sederhana.  Bermacam dapur dan tembingkar diolah oleh masyarakat pengrajin di daerah ini.


Mitologi suku Dayak Meratus (Dayak Bukit) menyatakan bahwa Suku Banjar (terutama Banjar Pahuluan) dan Suku Bukit merupakan keturunan dari dua kakak beradik yaitu Si Ayuh (Sandayuhan) yang menurunkan suku Bukit dan Bambang Basiwara yang menurunkan suku Banjar. Dalam khasanah cerita prosa rakyat berbahasa Dayak Meratus ditemukan legenda yang sifatnya mengakui atau bahkan melegalkan keserumpunan genetika (saling berkerabat secara geneologis) antara orang Banjar dengan orang Dayak Meratus. Dalam cerita prosa rakyat berbahasa Dayak Meratus dimaksud terungkap bahwa nenek moyang orang Banjar yang bernama Bambang Basiwara adalah adik dari nenek moyang orang Dayak Meratus yang bernama Sandayuhan.
Balai (rumah adat) Dayak Bukit
Bambang Basiwara digambarkan sebagai adik yang berfisik lemah tapi berotak cerdas. Sedangkan Sandayuhan digambarkan sebagai kakak yang berfisik kuat dan jago berkelahi. Sesuai dengan statusnya sebagai nenek-moyang atau cikal-bakal orang Dayak Maratus, maka nama Sandayuhan sangat populer di kalangan orang Dayak Meratus. Banyak sekali tempat-tempat di seantero pegunungan Meratus yang sejarah keberadaannya diceritakan berasal-usul dari aksi heroik Sandayuhan. Salah satu di antaranya adalah tebing batu berkepala tujuh, yang konon adalah penjelmaan dari Samali’ing, setan berkepala tujuh yang berhasil dikalahkannya dalam suatu kontak fisik yang sangat menentukan. Orang Banjar merupakan keturunan Dayak yang telah memeluk Islam kemudian mengadopsi budaya Jawa, Melayu, Bugis dan Cina.
Menurut Denys Lombard, pada jaman kuna sebagian besar penduduk Kalimantan Selatan (terutama daerah Batang Banyu) merupakan keturunan pendatang dari Jawa. Pendapat lain menyatakan, suku Banjar jejak akarnya dari Sumatera lebih dari 1500 tahun yang lampau. Djoko Pramono menyatakan bahwa suku Banjar berasal dari suku Orang Laut yang menetap di Kalimantan Selatan.
Suku bangsa Banjar diduga berasal mula dari penduduk asal Sumatera atau daerah sekitarnya, yang membangun tanah air baru di kawasan Tanah Banjar (sekarang wilayah provinsi Kalimantan Selatan) sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah berlalu masa yang lama sekali akhirnya,–setelah bercampur dengan penduduk yang lebih asli, yang biasa dinamakan sebagai suku Dayak, dan dengan imigran-imigran yang berdatangan belakangan–terbentuklah setidak-tidaknya tiga subsuku, yaitu (Banjar) Pahuluan, (Banjar) Batang Banyu, dan Banjar (Kuala).
Banjar Pahuluan pada asasnya adalalah penduduk daerah lembah-lembah sungai (cabang sungai Negara) yang berhulu ke pegunungan Meratus. Banjar Batang Banyu mendiami lembah sungai Negara, sedangkan orang Banjar Kuala mendiami sekitar Banjarmasin dan Martapura. Bahasa yang mereka kembangkan dinamakan bahasa Banjar, yang pada asasnya adalah bahasa Melayu Sumatera atau sekitarnya, yang di dalamnya terdapat banyak kosa kata asal Dayak dan Jawa. Nama Banjar diperoleh karena mereka dahulu (sebelum kesultanan Banjar dihapuskan pada tahun 1860) adalah warga Kesultanan Banjarmasin atau disingkat Banjar, sesuai dengan nama ibukotanya pada mula berdirinya. Ketika ibukota dipindahkan ke arah pedalaman (terakhir di Martapura), nama tersebut nampaknya sudah baku atau tidak berubah lagi.
Sejak abad ke-19, suku Banjar migrasi ke pantai timur Sumatera dan Malaysia, tetapi di Malaysia Barat, suku Banjar digolongkan ke dalam suku Melayu, hanya di Tawau (Sabah, Malaysia Timur) yang masih menyebut diriya suku Banjar. Di Singapura, suku Banjar sudah luluh ke dalam suku Melayu. Sensus tahun 1930, menunjukkan banyaknya suku Banjar di luar Kalsel, tetapi sensus tahun 2000 terlihat jumlahnya mengalami penurunan.
Hulu Sungai Selatan sebagai salah satu dari daerah di Pahuluan atau Banua Lima mayoritas dihuni oleh suku Banjar dan Dayak Bukit. Kebudayaan yang terbentuk tidak lepas dari proses asimilasi kedua kebudayaan ini.
Kebudayaan eksotik yang masih bertahan di Hulu Sungai Selatan adalah budaya masyarakat Dayak Loksado. Mereka mendiami  kawasan pengunungan Meratus di kecamatan Loksado yang membentang dari perbatasan HST hingga Tapin dan  Kotabaru.
Tarian Adat Dayak Bukit
Terdapat  tiga kali aruh ganal (pesta adat besar) yang dilaksanakan oleh masing-masing balai di atas pada setiap tahun. Aruh ganal tersebut dilaksanakan pada malam hari yaitu:
1. Aruh Basambu
Aruh ganal ini biasanya dilaksanakan pada bulan Februari, yakni ketika orang dayak selesai melaksanakan tanam padi (behuma / menugal).
2. Aruh Bawanang Lalaya
Aruh ganal ini biasanya dilaksanakan pada bulan Juni, yakni ketika masyarakat dayak melaksanakan panen padi.
3. Aruh Bawang Banih Halin
Aruh ganal ini biasanya dilaksanakan pada bulan September. Aruh ini merupakan aruh penutup karena masarakat dayak Loksado telah selesai melaksanakan panen padi.
Acara aruh ganal diisi dengan berbagai tarian adat yang lamanya antara 3 sampai 9 hari. Tarian adat yang disajikan pada aruh ganal tersebut seperti Batandik, tari Kanjar dan tari Bangsai. Perlengkapan yang dipergunakan pada tari batandik yakni sarung, ikat pinggang kain putih, gelang hiayang, laung, gendang, manyan, kapur, baju dan celana. Pada tari kanjar perlengkapan yang diperguanakan yakni baju lengan panjang, ikat pinggang kuning, laung dan celana, sedangkan pada tari bangsai dengan penarinya khusus wanita menggunakan baju kebaya, kakamban, dan tapih bahalai.
Kegiatan tradisional yang dimiliki oleh orang dayak Loksado yang masih akses sampai sekarang yakni:
1. Naik dari manau (bersifat ghaib)
2. Tari kurung-kurung
3. Basambui (orang sakit diobati secara kebathinan)
4. Sumbiyang (membuat orang jadi sakit kemudian disembuhkan).

 Dikutip dari Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Rabu, 07 Desember 2011

Bentor Kandangan
By aviv

Bentor Makasar, Gorontalo, Kandangan, Palangkaraya, Kota Kotamobagu
Adanya dinamika dan perkembangan di masyarakat serta kebutuhan transportasi yang sangat variatif, akhirnya di Kab. Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya di Kandangan memunculkan sebuah alternatif baru sarana transportasi yaitu berupa Becak Motor (Bentor). Bentor ini sebenarnya sudah lama ada di kota-kota lain, seperti Gorontalo, Medan, Aceh, Makasar, Palangkaraya dll. Dalam perjalanannya di satu sisi Bentor ini menjadi solusi masalah alternatif transportasi dan juga masalah alternatif pekerjaan bagi masyarakat, namun di sisi lain juga menjadi permasalahan karena desain bentor tidak sesuai, karena tidak melalui wajib uji tipe Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor Dirjan Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat.


Bentor Medan dan Aceh
Dari segi ukuran dan desain bentor ini dinilai sangat rentan mengalami kecelakaan dan tidak memenuhi standar keamanan bagi penumpang. Dan juga menjadi sebab adanya penurunan pemasukan bagi sopir mikrolet, dan becak sehingga menimbulkan kecemburuan karena legalitas bentor yang masih mengambang. Secara desain masyarakat sendiri melakukan modifikasi yang tidak sesuai dengan peruntukan. Mengingat dari segi aero dinamis, betor tidak mendukung sebagai sarana transportasi umum, karena pada kecepatan tertentu sangat mudah terjungkal, tidak memiliki rem depan, dan posisi penumpang berada di depan.

Di beberapa daerah yang sudah bermunculan bentor, mengalami kesulitan untuk melegal kan keberadaan bentor. Ada beberapa Aspek yang menimbulkan kesulitan ini, yaitu :

1.  Aspek Legal

- Tidak memenuhi standar dan etika berlalu lintas sesuai UU No 22 Tahun 2009

- Bertentangan dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat 1109/AJ.402


Bentor sesuai Keputusan Dirjen Perhubungan Darat 1109/AJ.402/DRJD/2008
/DRJD/2008 tentang Pengesahan Rancang Bangun dan Rekayasa Rumah-rumah (Karoseri) di Landasan Kendaraan Bermotor Roda Tiga untuk Angkutan Penumpang

2.  Aspek Teknis

- Penumpang berada di depan sementara hanya memiliki rem belakang

- Rawan kecelakaan bagi penumpang saat direm mendadak (penumpang bisa terlempar ke depan)

- Bentuknya yang lebar hanya disanggah satu pengendali untuk batang setir, bukan angkutan barang apalagi penumpang

- Berat maksimum daya angkut motor 100 kg. Sementara berat kosong bentor sudah mencapai 200 kg.


Bentor Pagaralam, Palembang
Dengan keluarnya Keputusan Dirjen Perhubungan Darat ini bukan berarti menyelesaikan masalah, karena mayoritas masyarakat menolak merubah desain bentor mereka dengan alasan sudah mengeluarkan dana untuk membuat kerangka bentor yang ada sekarang (Kasus di Kandangan kerangga bentor siap pakai seharga 5 juta ), dan juga desain kerangka yang ditawarkan oleh Dirjen Perhubungan Darat sangatlah mahal harganya, karena harus merubah motor yang awalnya “motor bebek” menjadi “motor laki” dan juga harga kerangka nya juga sangat mahal . Akhirnya masalah ini menjadi berlarut larut.


Bentor Kandangan : Salah satu model bentor kandangan yang berbeda dengan yang kebanyakan, Penumpang disamping.
Design by Asfi